Minggu, 24 Agustus 2008

Krisis Kepeminpinan




Memang sudah pernah tampil berbagi sosok pemimpin di negeri ini. Semuanya sama-sama bertujuan agar terwujud Masyarakat Sejahtera Adil Makmur. Ada yang mengusung Marhaenisme seperti Sukarno. Ada yang mengusung Murbaisme seperti tan Malaka. Ada yang mengusung Koperasi seperti Hatta. Ada yang mengusung Sosialisme seperti Syahrir. Ada yang mengusung Ekonomi Kerkyatan seperti Mubyarto. Semuanya bercita-cita mengangkat harkat martabat komunitas proletar, gembel, dhu’af.


Semuanya gagal, tak pernah berhasil mewujudkan masyarakat sejahtera adil makmur. Semuanya tak punya konsep yang jelas tentang masyarakat sejahter adil makmur. Manipol Usdek Sukarno dan Repelita –Repelita Suharto gagal total. Semuanya tak punya metode, langkah yang jelas menuju ke sana. Bahkan sama sekali tk pernah membahas, menganalisa, memprediksi hambatan-hambatn, rintangan-rintangn, kendala-kendal yang menghalangi terwujudnya masyarakat sejahtera adil makmur. Juga tk punya metode mengantisipasi, menghadapi kendala-kendala tersebut.


Semuanya tak punya apa yang dikenal masa kini sebagai SMART dan SWOT. Tujuan yang SMART adalah tujuan yang Specific (tertentu), Measurable (terukur), Archievable (terjangkau), Realistic (terlihat), dan Timed (terjadwal). Program, metoda yang memperhtikan Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (Kesempatn), dan Treath (kendala).


Kita tak punya sosok-sosok muda yang energik, yang kritis, yang bermental baja, yang memikirkan kesejahteraan rakyat banyak, yang tujuannya SMART, yang programnya SWOT.


(BKS0808201420)

Tidak ada komentar: